Benarkah Jakarta akan tenggelam??

Pemandangan arah jalan MT.Haryono sekarang nampak gedung-gedung bertingkat baru,dan masih akan bertambah.dalam beberapa tahun kedepan kawasan ini mungkin bisa seperti jalan jendral Sudirman atau jalan Thamrin
Berbicara tentang isu tenggelamnya kota Jakarta dalam jangka waktu beberapa tahun mendatang ibarat mendengar perbincangan imaginer para pecinta film fiksi sains ilmiah seperti startrek yang diceritakan dengan nada antusias mengenai perjalanan luar angkasa menemui peradaban lain yang eksotis dan misterius digalaksi yang jauh, atau keyakinan para penggemar cerita konspirasi yang selalu terdengar bombastis.Namun melihat keadaan yang sesungguhnya apalagi hal tersebut diperkuat melalui kajian para ahli yang diteliti secara konsisten tentang penurunan permukaan tanah Jakarta setiap tahunnya, kemudian menyadarkan kita bahwa itu adalah peringatan dini mengenai datangnya sebuah bencana yang dapat kita prediksi: Tenggelamnya kota Jakarta.
Beberapa hari lalu saya menyaksikan sebuah acara reportase yang ditayangkan disebuah televisi swasta yang mengangkat isu tentang kemungkinan tenggelamnya Jakarta dimasa mendatang.Reportase berdurasi selama 30 menit tersebut banyak membeberkan fakta yang kemungkinan kita tidak pernah menyadarinya.Dimulai dari doyongnya gedung menara saidah diJakarta Timur lalu melompat kekasus ambruknya jembatan jalan Martadinata Jakarta utara.Tanah yang sebelumnya kukuh menopang jembatan tiba-tiba luruh tenggelam kedalam perut bumi.Reportase ini juga melibatkan beberapa nara sumber dari orang-orang yang ahli dari berbagai universitas terkemuka.juga tidak ketinggalan para pegiat penyelamat lingkungan.
Penurunan permukaan tanah atau land subsidence sebenarnya merupakan fenomena alam yang banyak terjadi pada kota-kota besar yang berdiri diatas sedimen seperti Jakarta.sedimen adalah tanah yang terbentuk lewat proses dari hasil lapukan batuan yang diendapkan dilokasi lain lewat proses alamiah seperti air,angin dan sebagainya.Selain Jakarta ternyata ada kota lain diAsia yang disinyalir akan mengalami nasib serupa seperti Jakarta : tenggelam diakhir abad ini.Kota-kota tersebut adalah Bangkok,Ho chi minh,Shanghai dan Mumbai.
 Ledakan jumlah penduduk dan tingginya pembangunan gedung beton bertingkat memicu penurunan permukaan tanah semakin cepat.Eksploitasi air tanah yang diambil langsung dari perut bumi secara besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan air bersih populasi dan kebutuhan industri menyebabkan massa ekuefer menyusut.dampaknya konstur tanah tidak lagitahan menyangga beban permukaan tanah.Amblas. Laporannya sangat mencengangkan.Menurut para peneliti setiap tahun penurunan permukaan tanah Jakarta berkisar antara 5-10 cm.Bahkan dibeberapa lokasi lain penurunan tanah terjadi bisa mencapai 20-28 cm.Dan akan bertambah secara signifikan dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.
kepadatan dibantaran kali Ciliwung.padahal area tersebut merupakan daerah rawan banjir besar
Meski peraturan daerah tentang lingkungan telah dikeluarkan untuk mengerem laju penggunaan tanah yang terus meningkat,namun hal ini belum dapat menghentikan eksploitasi terhadap sumber daya alam paling vital terhadap kehidupan ini.Menurut kepala pusat data informasi dan human BNPB menyatakan eksploitasi air tanah terjadi karena penyediaan air minum dan air bersih belum memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Data yang dikeluarkan PT.PAM Lyonase Jaya(PALYJA)sebagai perusahaan yang memasok kebutuhan air bersih Jakarta ,tahun 2015 diperkirakan kenutuhan air bersih mencapai 26,1 meter kubik perdetik.Padahal ketersediaan air bersih yang ada pada tahun 2013 lalu hanya sekitar 17 meter kubik perdetik.Artinya tahun ini perusahaan ini harus menutupi defisit 9,1 meter kubik perdetik dengan membeli dari perusahaan air bersih diTangerang.

  Banjir Rob
Bagi masyarakat yang tinggal jauh dari pesisir Jakarta gejala land subsidence atau penurunan permukaan tanah mungkin sulit didisadari.Namun tidak demikian dengan warga yang tinggal di dekat pesisir pantai.Seringnya banjir rob yang terjadi dibanding sebelumnya meski hanya dengan intensitas hujan yang tidak terlalu besar memberikan indikasi kuat bahwa air laut yang kerap meluap kedatar disebabkan faktor tinggi permukaan darat yang mulai lebih rendah dari permukaan laut. Tahun 2007 adalah masa kelam bagi warga yang bermukim di RT 20/17 kelurahan Penjaringan,Jakarta Utara.Tanggul setinggi 2 meter yang biasanya melindungi kawasan tempat tinggal mereka mendadak ambruk diterjang gelombang air laut yang sedang pasang.Dalam sekejap air laut menyapu daratan seperti tsunami.meluluh lantakan kawasan tersebut. Banjir rob besar kembali merobohkan tanggul pada tahun 2013.
dari jauh bangunan baru berlantai apartemen terlihat menjulang.padahal beberapa tahun yang lalu bangunan itu belum ada
masih banyak pembangunan gedung bertingkat dijakarta yang menunggu tahap penyelesaian

Proyek Tanggul laut Raksasa (Giant sea Wall)
Juni 2013 merupakan kabar  menggembirakan bagi warga penjaringan dan sekitarnya juga merupakan tonggak penting dari rencana mitigasi penyelamatan Jakarta dari bencana tenggelam.Pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah peovinsi DKI,pemerintah daerah jawa barat serta pemerintah daerah Banten sepakat mempercepat proyek tanggul laut raksasa diteluk Jakarta dari rencana awal tahun 2020. wacana pembangunan mega proyek ini sebenarnya muncul pada era kepemimpinan gubernur Fauzi Bowo,bahkan konon telah dipikirkan dari pemerintahan mantan presiden Soeharto.
Proyek ini didasari atas usulan dari konsulat Belanda yang kemudian dimasukan kedalam rencana tata ruang wilayah(RTRW)DKI Jakarta untuk tahun 2010-2030. Mekanismenya adalah proses reklamasi diteluk Jakarta yang akan membentuk beberapa pulau dengan difasilitasi tembok raksasa seanjang 32 km yang akan melindungi dari air laut dimulai dari laut Tangerang hingga laut Bekasi.Proyek ini menelan biaya mencapai ratusan trilyun rupiah yang sebagian besar dananya dikeluarkan dari pihak swasta.
 Pelaksanaan pembangunan proyek tanggul laut raksasa diresmikan pada bulan Oktober 2014 yang langsung dibuka oleh Menteri koordinator perekonomian Bapak Chairul Tanjung,wakil menteri PU Achmad Hermanto Dardak,serta petinggi nasional lainnya.Meskipun sebenarnya proyek ini masih berbau kontroversi karena diragukan efektifitasnya mengingat biaya yang dikeluarkan sangat besar.Juga motif sesungguhnya yang masih samar dengan mengabaikan dampak kerusakan Ekologi.Rencananya jika sesuai jadwal yang ditetapkan proyek ini selesai pada tahun 2017.
 Dengan dibangunya proyek tanggul laut raksasa ini,diharapkan menjadi sebuah upaya penyelamatan paling besar dan ambisius dari pemerintah agar Jakarta tidak benar-benar hilang dari peta.

 baca juga artikel yang terkait dengan tulisan ini tentang mimpi buruk banjir Jakarta

0 Response to "Benarkah Jakarta akan tenggelam??"

Posting Komentar